SENANDUNG SMONG
DARI SIMEULUE
Jika
dilihat kilas balik pada kejadian bencana tsunami yang meLanda tanah rencong tahun
2004 silam. Hal yang sungguh tidak disangka terlintas terkait perbedaan jumlah
korban yang yang meninggal antara Kabupaten Simeulue dan kota Banda Aceh. Di
Kabupaten Simeulue korban jiwa yang meninggal hanya 6 orang sedangkan di kota
Banda Aceh mencapai ratusan ribu jiwa. Bisa dilihat bahwa korban jiwa di
Kabupaten Simeulue sangat jauh berbeda dengan kota Banda Aceh. Padahal pusat
gempa sangat dekat dengan Kabupaten Simeulue dan gugusan Kepulauan Simeulue
berada di atas persimpangan tiga palung laut terbesar dunia, yaitu
pertemuan lempeng Asia dengan Asutralia dan Samudra Hindia. Kepulauan Simeulue mengalami kerusakan
sarana prasarana sangat parah. Namun jumlah korban jiwa akibat peristiwa
tersebut relatif minim.
SD di
Teupah Barat hancur dihantam gempa dan smong pada 2004 tersisa plang nama
Patut dipertanyakan bukan? Hal ini mengundang berbagai
peneliti dari mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang dilakukan
penduduk dalam menghadapi bencana. Ternyata di Kepulauan Simeulue dikenal
istilah “SMONG”. Smong adalah nama lain dari tsunami dalam bahasa Simeulue.
Istilah smong dikenal masyarakat Simeulue setelah tragedi tsunami pada hari
Jumat, 4 Januari 1907. Saat itu menjadi pelajaran hidup bagi masyarakat
Simeuleu. Kejadiannya masih berbekas setelah tsunami meluluhlantahkan Simeulue.
Sarana prasana hancur, harta benda hilang, banyak korban jiwa yang berjatuhan
maupun kehilangan sanak saudaranya.
Saat ini smong menjadi kearifan lokal masyarakat
Simeulue dalam mitigasi menghadapi bencana. Bahkan kearifan lokal ini telah
diakui dunia setelah mendapatkan penghargaan SASAKAWA AWARD oleh ISDR
(International Strategy for Disaster Reduction). Smong dalam bentuk konkretnya merupakan sebuah cerita
(nangka-nangka, sikambang atau nandong) atau kesenian tradisional berupa
dendang. Nandong dalam masyarakat
Simeulue tidak hanya menjalankan fungsi klasik pantun atau syair yaitu sebagai
media penyampai isyarat, pendidikan, pencatat sejarah dan hiburan, nandong juga
dapat membangun perilaku masyarakat Simeulue dalam merespon fenomena alam gempa
bumi yang diikuti tsunami.
Ada pula potongan dari Smong
merupakan syair yang diceritakan sebagai cerita pengantar tidur oleh masyarakat
Simeulue. Syair yang
sering didendangkan untuk mengantar tidur anak merupakan syair nasehat untuk
berbakti kepada kedua orang tua, dan sepenggal kisah tentang kepergian orang
tua karena amukan gelombang laut SMONG. Selain itu ajakan untuk lari ketempat
yang lebih tinggi jika ada goncanyan tanah yang kuat. Sehingga menjadi
kebiasaan masyarakat Simeulue lari ke gunung jika terasa goncangan tanah akibat
gempa.
Saat ini
smong bukan sekedar tsunami, tapi juga kekacuan yang terjadi saat bencana alam.
Dan ini adalah salah satu cara masyarakat Simeulue memahami proses dinamika
alam dan berupaya melakukan mitigasi untuk mengurangi dampak risiko akibat
bencana.